PEKANBARU, RADARJAKARTA.NET— Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah cara berpikir tingkat lebih tinggi, daripada memahami dan menghafal a...
PEKANBARU, RADARJAKARTA.NET— Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah cara berpikir tingkat lebih tinggi, daripada memahami dan menghafal atau menceritakan kembali sesuatu yang diceritakan orang lain, atau yang dijelaskan guru dalam proses belajar mengajar.
Higher Order Thinking Skill (HOTS) dapat membantu siswa Sekolah Dasar dalam pecahkan masalah secara efisien, dengan mengantisipasi hubungan antara ide-ide berbeda.
Kurikulum 2013 yang kemudian lebih dikenal dengan K13, setiap tahunnya alami pembenahan dan peningkatan.
Tahun 2017 kurikulum 2013 mengalami revisi. 2019 juga alami peningkatan pada system penilaian. System penilaian yang diterapkan merupakan system penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Alice Thomas dan Glenda Thorne mendefinisikan istilah Higher Order Thinking Skills HOTS dalam artikel yang berjudul How to Increase Higher Order Thinking sebagai cara berpikir pada tingkat yang lebih tinggi daripada menghafal, atau menceritakan kembali sesuatu yang diceritakan orang lain.
Metode ceramah tidaklah salah, hanya perlu sedikit kreativitas guru mengolah metode ceramah, menjadi lebih menginisiasi peserta didik untuk berpikir lebih tinggi, dari sekedar mendengarkan dan memahami ceramah.
Untuk merangsang siswa agar memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi, maka guru dapat memulai dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang menuntut kemampuan siswa untuk berpikir bukan sekedar hapalan.
Untuk itu guru harus memiliki pemahaman tentang HOTS, MOTS dan LOTS dalam proses pembelajaran.
Kondisi pembelajaran yang ada, umumnya hanya membiasakan siswa untuk bersikap pasif dalam menerima fakta, informasi dan materi dari guru, tanpa banyak menuntut berfikir. Gejala ini nampak pada gaya belajar sebagian besar siswa Sekolah Dasar. Menggagas Pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada anak usia Sekolah Dasar, memberi pilihan alternatif dalam proses pembelajaran guna mengoptimalisasi potensi dan kemampuan siswa.
Tujuan utama dari Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah, bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki, berargumen dengan baik dan mampu mengkonstruksi penjelasan, serta membuat keputusan dalam situasi-situasi yang kompleks.
Dalam penerapan penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS), sebelum menerapkan pembelajaran dan penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS), tentunya guru terlebih dahulu harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang cerminkan pembelajaran dan penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS), karena RPP tersebut akan menjadi panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Hasil pembelajaran Higher Order Thinking Skill (HOTS) akan diukur melalui penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuannya untuk mengetahui ketercapaian Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), dari sebuah Kompetensi Dasar (KD) yang diwakili oleh sebuah Kata Kerja Operasional (KKO).
Intinya, peserta didik bukan lagi dijejali oleh ceramah guru dari awal sampai dengan akhir pembelajaran, tetapi memberi ruang kepada pesera didik untuk berpikir, meneliti, menelaah, menganalisis, hingga mampu menemukan dan mengkonstruksi sendiri pesan utama sebuah materi pembelajaran yang dipelajarinya. Siswa bukan hanya sekedar menyelesaikan sejumlah materi pelajaran, tetapi memiliki bekal yang akan diimplementasikan dalam kehidupannya.
Oleh : Yanti Yandri Kusuma (Yanti), Dosen Prodi PGSD Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
(Rilis/ES)