Oleh : Andi Abdul Razak BW. Aktivis Mahasiswa 1998 (Progress'98) Makassar. Seperti pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) M...
Oleh : Andi Abdul Razak BW.
Aktivis Mahasiswa 1998 (Progress'98) Makassar.
Seperti pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Mamuju Utara pada tahun 2015 silam yang diikuti 3 Pasangan Calon (Paslon), kini Pilkada serentak Pasangkayu 9 Desember 2020 kembali diikuti 3 (tiga) Paslon.
Tiga nama yakni, Wabup Pasangkayu dua periode (2010-2020) Drs. H.Muhammad Saal, Ir.H.Abdullah Rasyid,M.M (Bupati Mamuju Utara/Matra 2003-2010), dan Muhammad Yusri M.Nur, ST, M.Si, kembali mewarnai 'pertarungan politik' akbar lima tahunan tersebut seperti pada Pilkada 2015.
Tiga nama lainnya, masing-masing, Yaumil Ambo Djiwa, SH, yang merupakan kakak kandung Bupati Pasangkayu dua periode ( 2010-2020) Ir.H.Agus Ambo Djiwa, MP, Dr. Hj. Herny Agus Ambo Djiwa, S.Sos, M.Si (isteri Bupati Pasangkayu) dan Musawir Azis Isham, SH, M.Si (Ketua DPD Partai Demokrat Pasangkayu) sekaligus Anggota DPRD Pasangkayu turut mengisi Pilkada Pasangkayu.
Pertarungan kali ini dianggap sejumlah pengamat lebih seru ketimbang Pilkada 2015 lalu.
Sarat ambisi dan kepentingan politik. Aromanya mulai terasa. Suhu politik meningkat.
Sebutlah nama Yaumil Ambo Djiwa, SH (Wakil Ketua I) DPRD Pasangkayu selain selaku Ketua DPD Partai Golkar Pasangkayu yang pada tahun 2005 silam maju sebagai Cabup Pasangkayu berpasangan dengan Sarifuddin Lazim (almarhum) yang saat itu menjabat Ketua Kerukunan Mandar Pasangkayu, namun langkahnya terhenti, kalah oleh Ir.H.Abdullah Rasyid, MM berduet Ir.Agus Ambo Djiwa, MP.
Pada Pilkada Pasangkayu 2020, Yaumil begitu sang Cabup akrab disapa mencoba keberuntungan 'Dewi Fortuna' berpasangan dengan isteri sang Bupati.
Sebagai penggagas lahirnya Kabupaten Pemekaran Mamuju, sangat logis dan realiatis bila ia berkeinginan menjadi nakhoda di bumi berjuluk Vovasanggayu.
Ia dikenal politisi handal dan punya basis massa militan. Kepiawaiannya meracik mesin Golkar Pasangkayu sudah tidak diragukan lagi. Ia dikenal luwes dan merakyat. Popularitasnya sangat tinggi. Namun, patut disayangkan, sebab ia berpasangan dengan ipar sendiri. Artinya, keduanya punya basis massa yang sama. Sedangkan salah satu strategi pemenangan Pilkada yakni dengan menggunakan Politik Sebelas Jari (keseimbangan paslon) maksudnya ialah mereka sama-sama menyangkul suara pada basis dan wilayah berbeda. Harus memiliki basis dan daya tarik yang kuat. Dengan demikian keduanya dapat mencangkul suara signifikan.
Di tambah pesaing mereka adalah Wabup dua periode Saal dan mantan Bupati Pasangkayu Om Dul (julukan).
Disamping nama-nama politisi kawakan lainnya (Musawir dan Yusri).
Om Dul punya basis pemilih fanatik. Sejak lalu mereka tetap setia mendukung. "Sampai kapan pun saya akan tetap setia mendukung Om Dul," kata salah satu pengusaha ikan di Kecamatan Baras kepada Radar Jakarta.Net beberapa waktu lalu. Penting untuk dicermati kehadiran para Broker punya peran penting untuk memenangkan sang calon. Seperti, PT.Passokorang Group dan berbagai pengusaha lainnya. Power politik broker juga tidak bisa di
anggap remeh.
Kita tunggu saja hasil penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 9 Desember 2020 kedepan.
Sebagai catatan, ketika gelombang Pilkada di Indonesia dilaksanakan, terjadi banyak kejutan. Mengapa banyak tokoh politik terkenal dikalahkan oleh orang baru? Mengapa banyak tokoh baru dan belum lama bermain di arena politik bisa dengan mulus memenangkan pilkada?
Banyak terungkap bahwa, kekuatan pendanaan Paslon diperoleh dari bantuan, baik mengikat maupun tidak mengikat, baik tertulis maupun hanya kesepakatan lisan diperoleh dari broker. Pemain yang berada dibalik layar politik itu namanya disebut PSEUDO - actor bayangan. Biasanya mereka adalah pedagang berbagai bisnis yang mengalihkan usahanya ke politik uang. Hampir semua calon Bupati dan Walikota yang bersaing pada awal-awal pilkada langsung 2005-2008 menyalonkan diri dan memenangkan pilkada dengan bantuan dan disetir oleh cukong dan broker politik. Aktor yang tidak dapat dikenali lewat UU pemerintahan daerah dan pilkada(seperti DPRD, KPU, Partai Politik, Panwas, Paslon dan pemilih) tapi keberadaan PSEUDO Actor ini sangat nyata dalam real politik Pilkada di banyak tempat.
Yang pasti, ketiga paslon Bupati dan Wabup Pasangkayu 2020 kali ini memiliki basis dan daya tarik yang kuat. Setiap orang memiliki hak dan kebebasan untuk memilih dalam suatu pemilihan. Kita tunggu dan berharap Pilkada Pasangkayu berjalan aman, tertib, dan lancar !!!.
(RJ/Redaksi).
COMMENTS